Author: Administrator · Published: August 25, 2006 · Category: Rekayasa Perangkat Lunak
Paradigma rekayasa perangkat lunak terakhir yaitu berbasis obyek (object-oriented) telah meraih sukses besar. Usaha meningkatkan mutu desain program dengan dicapainya peningkatan readability, reusability serta dekomposisi struktural (modularity). Ini merupakan motivasi utama pergeseran dari pemrograman prosedural menjadi berbasis obyek. Dalam desain berbasis obyek, lokalisasi komponen dan obyek didasarkan atas unit fungsi (seperti book, account, log). Satu desain unit fungsi yang bersih, besar kemungkinan akan dimodifikasi, untuk menambahkan fitur yang melibatkan berbagai macam unit fungsi lain. Sebagai contoh unit fungsi account, untuk mendapatkan unit fungsi tracing, profiling, atau auditing, maka ditambahkan unit fungsi Log. Scattering (satu concern muncul di mana-mana) dan tangling (satu obyek/komponen terdapat berbagai macam concern) cenderung muncul bersamaan, sebagai konsukuensi logis dari adanya berbagai macam fitur dalam satu unit fungsi. Hal inilah yang menjadikan desain berbasis obyek tidak lagi memiliki modularitas yang bersih. Muncul ide membentuk paradigma baru yaitu berbasis aspek (aspect-oriented). Satu aspek mewakili satu unit fungsi (concern) yang bisa menjadi fitur di unit fungsi lain.
Download Tulisan Lengkap: Pengantar Pemrograman Berbasis Aspek
No comments:
Post a Comment